Pages

Ads 468x60px

Minggu, 17 Juni 2012

Endapan SKARN


ENDAPAN SKARN

I. Definisi
Skarn dapat terbentuk selama metamorfisme kontak atau regional. Selain itu juga dari berbagai macam proses metasomatisme yang melibatkan fluida magmatik, metamorfik, meteorik, dan yang berasal dari laut. Skarn dapat ditemukan di permukaan sampai pluton, di sepanjang sesar dan shear zone, di sistem geotermal dangkal, pada dasar lantai samudra maupun pada kerak bagian bawah yang tertutup oleh dataran hasil metamorfisme burial dalam. Skarn dibagi menjadi endoskarn dan eksoskarn dengan didasarkan pada jenis kandungan protolit.

II. Mineralogi
Secara umum, Kuarsa dan kalsit selalu hadir dalam semua jenis skarn. Sedangkan mineral lain hanya hadir pada jenis skarn tertentu seperti talk, serpentine, dan brusit yang hadir hanya pada skarn tipe magnesian.

III. Evolusi skarn
Formasi dari skarn deposit merupakan hasil dari proses yang dinamis. Pada sebagian besar skarn deposit, terdapat beberapa transisi dari metamorfisme distal yang menghasilkan hornfels dan skarnoid ke metamorfisme proximal yang menghasilkan skarn yang mengandung bijih berukuran relatif kasar. Selama gradien suhu yang tinggi dan sirkulasi fluida skala besar akibat intrusi magma, metamorfisme kontak dapat menjadi lebih kompleks dibandingkan model rekristalisasi isokimia yang menyusun metamorfisme regional. Semakin kompleks fluida metasomatisme, akan menghasilkan keterkaitan antara proses metamorfisme yang murni dengan proses metasomatisme.

IV. Zonasi Skarn deposit
Terdapat pola zonasi pada skarn pada umumnya. Pola zonasi ini berupa proximal garnet, distal piroksen, dan idiokras (atau piroksenoid seperti wolastonit, bustamit dan rodonit) yang terdapat pada  kontak antara skarn dan marmer. Selain itu, masing-masing mineral penyusun skarn dapat menunjukan warna yang sistematis atau komposisi yang bervariasi dalam pola zonasi yang lebih luas.

V. Petrogenesis
Sebagian besar skarn deposit secara langsung berhubungan dengan aktivitas pembekuan batuan beku sehingga terdapat hubungan antara komposisi skarn dengan komposisi batuan beku. Karakteristik penting lainnya diantaranya tingkat oksidasi, ukuran, tekstur, kedalaman, maupun seting tektonik dari masing-masing pluton.

VI. Tektonik Setting
Klasifikasi tektonik yang sangat berguna dari deposit skarn seharusnya mengelompokkan tipe skarn yang pada umumnya berada bersama dan membedakannya yang secara khusus terdapat dalam tektonik setting yang khusus. Sebagai contohnya, deposit skarn calcic Fe-Cu sebenarnya hanyalah tipe skarn yang ditemukan dalam wilayah busur kepulauan samudra. Banyak dari skarn ini juga diperkaya oleh Co, Ni, Cr, dan Au. Sebagai tambahan, beberapa skarn yang mengandung emas yang bernilai ekonomis muncul dan telah terbentuk pada back arc basin yang berasosiasi dengan busur volkanik samudra (Ray et al., 1988). Beberapa kenampakan kunci yang menyusun skarn tersebut terpisah dari asosiasinya dengan magma dan kerak yang lebih berkembang adalah yang berasosiasi dengan pluton yang bersifat gabbro dan diorit, endoskarn yang melimpah, metasomatisme yang tersebar luas dan ketidakhadiran Sn dan Pb.
Kebanyakan deposit skarn berasosiasi dengan busur magmatik yang berkaitan dengan subduksi dalam kerak benua. Komposisi pluton berkisar dari diorit sampai granit walaupun pada dasarnya memiliki perbedaan diantara tipe skarn logam yang muncul untuk mencerminkan lingkungan geologi setempat (kedalaman formasi, pola struktural dan fluida) lebih pada perbedaan pokok dari petrogenesis (Nakano,et al., 1990). Sebaliknya, skarn yang mengandung emas pada lingkungan ini berasosiasi dengan pluton yang tereduksi secara khusus yang mungkin mewakili sejarah geologi yang khusus. Beberapa Skarn, tidak berasosiasi dengan subduksi yang berkaitan dengan magmatisme. Pluton yang berkomposisi granit, pada umumnya mengandung muskovit dan biotit primer, megakristal kuarsa berwarna abu-abu gelap, lubang-lubang miarolitik, alterasi tipe greisen, dan anomali radioaktif.  Skarn yang terasosiasi, kaya akan timah dan fluor walaupun induk dari elemen lain biasanya hadir dan mungkin penting secara ekonomis. Perkembangan rangkaian ini termasuk W, Be, B, Li, Bi, Zn, Pb, U, F, dan REE.

Cara Sederhana Identifikasi Endapan Skarn di Lapangan
Saat ini dalam dunia explorasi endapan skarn cukup menarik untuk dipelajari, meskipun beberapa exploration geologist menganggap bahwa Skarn hanyalah sebagai "bonus" pada endapan emas tipe porfiri. Berbeda dengan endapan emas tipe porfiri, endapan skarn dalam proses pembentukannya tidak memerlukan beberapa kali proses intrusi (multiple intrusion). (Sumber foto: Hiroyasu, 2005).




Berikut akan di jelaskan cara-cara sederhana identifikasi endapan skarn (saya pelajari dari beberapa literatur, serta pengalaman explorasi di Peulumat, South Aceh).

Sebelum masuk ke pembahasan cara identifikasi, ada baiknya di ulas sedikit apa itu endapan skarn? Pada awalnya endapan skarn dianggap sebagai batuan metamorf hasil kontak antara (hanya) batuan sedimen karbonatan dengan intrusi magma oleh ahli petrologi metamorf, dengan terjadi perubahan kandungan batuan sedimen yang kaya karbonat, besi, dan magnesium menjadi kaya akan kandungan Si, Al, Fe dan Mg dimana proses yang bekerja berupa metasomatisme pada intrusi atau di dekat intrusi batuan beku (Best, 1982). Tetapi definisi saat ini lebih tepatnya, secara sederhana endapan skarn terbentuk sebagai hasil interaksi/reaksi antara larutan hidrothermal yang kaya silika bereaksi dengan batuan sedimen/non sedimen yang kaya akan unsur Ca (kalsium), pada batuan sedimen misalnya pada batugamping (tetapi bukan hanya pada batugamping). Hasil dari reaksi tersebut akan menghasilkan mineral-mineral calc-silicate seperti garnet, epidote, pyroxene sekunder, dll. Secara umum skarn dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan suhu pembentukannya; prograde skarn, dan retrograde skarn. Skarn prograde terbentuk pada suhu tinggi, dicirikan oleh asosiasi mineral-mineral bersuhu tinggi, seperti garnet, klinopiroksen, biotit, humit, montiselit,dll, sedangkan skarn retrograde terbentuk pada suhu rendah umumnya tersusun oleh mineral-mineral serpentin, amfibol, tremolit, epidot, klorit, kalsit, dll. Berdasarkan posisi dan batuan dasar yang tergantikan endapan skarn dapat diklasifikasikan berdasarkan dari batuan asal yang tergantikan dengan istilah eksoskarn dan endoskarn yang digunakan pada batuan yang tergantikan. Dengan kandungan mineral-mineral bijih tertinggi dapat dijumpai pada endapan skarn tipe eksoskarn. Eksoskarn yaitu skarn yang terbentuk pada batuan sedimen di sekitar intrusi batuan beku, sedangkan endoskarn yaitu skarn yang terbentuk pada batas atau di dalam batuan beku itu sendiri.

Bagaimana cara memetakan endapan skarn? Beberapa hal yang harus dilakukan di lapangan dalam identifikasi endapan skarn:

1. Identifikasi mineral penciri skarn
Di antara banyaknya mineral-mineral skarn, bukan hanya garnet dan piroksen sekunder saja yang menjadi perhatian penting, tetapi mineral-mineral lain seperti grup amfibol dan epidot juga harus mendapat perhatian lebih dalam rangka mengidentifikasi endapan skarn. Identifikasi mineral-mineral tersebut dapat memberikan gambaran; suhu pembentukan, tekanan, oksigen, dan jarak dari tubuh endapan skarn/zona kontak dengan intrusi. Asosiasi mineral garnet dan piroksen sekunder memberikan informasi bahwa endapan terbentuk pada suhu >400 C, sedangkan asosiasi mineral-mineral amfibol dengan epidot menunjukkan bahwa endapan terbentuk pada suhu <400 C. 

2. Tekstur dan mode pembentukan endapan skarn
tekstur dan mode pembentukan endapan skarn sangat terkait dengan kedalaman endapan tersebut. Jika kedalaman endapan skarn dapat ditentukan, persebaran dari endapan tersebut akan dapat ditentukan. Tekstur endapan skarn misalnya, jika batuan induk memiliki banyak lubang-lubang (porous) tetapi tidak terisi oleh mineral-mineral skarn, artinya endapan tersebut tidak terlalu banyak memiliki volume untuk mengisi lubang-lubang tersebut, sebaliknya jika lubang-lubang terebut terisi oleh mineral-mineral endapan skarn, itu memberikan informasi bahwa endapan tersebut memiliki tubuh yang cukup besar.

3. warna mineral endapan skarn
Warna mineral endapan skarn dapat memberikan informasi seberapa jauh mineral dari zona kontak. Garnet yang berwarna coklat (lebih gelap) berarti dekat dengan zona intrusi, sedangkan yang berwarna lebih terang (coklat terang dll) berarti berjarak lebih jauh dari zona intrusi.
4.Ukuran butir mineral pada endapan skarn dan mineral-mineral konstituen pada batuan induk/asal,
Ukuran butir dapat menunjukkan dalam tidaknya tempat pembentukan endapan skarn tersebut.

5. batuan dan struktur batuan induk/asal (contoh: dolomitic or calcareous, bedding plane, schistosity, dan joint).

6. Kehadiran urat
Urat pada endapan skarn juga menjadi jalan masuknya fluida hidrothermal pda batuan yang kaya akan Ca, hal ini akan mempermudah proses alterasi skarn pada tubuh batuan induk yang ada.

Demikin sedikit penjelasan tentang cara sederhana mengidentifikasikan endapan skarn di lapangan. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Text